1
/
5

Wantedly Journal | 仕事でココロオドルってなんだろう?

Company

Mengintip Suasana Kerja di Touchten, Developer Game Ternama di Indonesia

Mengintip Suasana Kerja di Touchten, Developer Game Ternama di Indonesia

touchten

2016/03/13

Bagi para penggemar game dan juga 9Gager di luar sana, mungkin nama Touchten Games sudah tidak asing lagi. Mereka merupakan salah satu perusahaan developer game mobile terbaik di Indonesia, dan telah merilis lebih dari 20 game seru dalam tujuh tahun terakhir. Hingga kini, jutaan orang sudah memainkan game ciptaan Touchten.

Touchten sendiri juga dipercaya menjadi mitra sejumlah nama dan merek terkenal dalam pembuatan game. Sebut saja pemain sepakbola legendaris asal Brazil Zico, aplikasi pesan instan KakaoTalk, hingga situs hiburan terkemuka 9GAG!

Keren kan ya? Nah, bila kamu berminat menjadi seorang pengembang game handal, pastinya ini bisa menjadi salah satu destinasi terbaik untuk belajar sembari bekerja. Kali ini tim Wantedly datang bermain ke kantor Touchten di daerah Thamrin untuk mengenal lebih jauh gaya kerja perusahaan.

Ayo simak perjalanan kami berikut ini!

Anton Soeharyo, “Chief Entertainment Officer” di Touchten

Bisakah kamu tebak siapa orang ganteng di atas ini? Namanya adalah Anton Soeharyo dan dia memegang posisi CEO di Touchten! Memiliki ketertarikan terhadap budaya Jepang, Anton pun mengadopsi sejumlah nilai negara tersebut dalam memimpin perusahaan.

Apa sih filosofi sang CEO dalam memimpin Touchten?

Anton: Kita semua keluarga. Bila Tokopedia menamakan anggota mereka “nakama”, kami menyebut anggota tim kami “kazoku” yang artinya keluarga.

Kalau teringat lagi pada jaman saya masih kecil dulu, saya sangat suka pergi ke sekolah sangat pagi, padahal kelasnya siang. Apa sih motivasinya berangkat ke sekolah jam 5 pagi, padahal kelasnya jam 1 siang? Saya tidak dibayar, saya tidak dikasih apa-apa. Bahkan, saya mengorbankan jam tidur saya. Namun saya tetap melakukannya setiap hari.

Motivasi saya ternyata lingkungan sekolah, orang-orang yang ada di sekolah, para guru dan juga teman. Saya ingin bisa membangun pengalaman itu di Touchten dan memastikan sebanyak mungkin orang di sini… sebanyak mungkin “kazoku” di sini pergi bekerja tanpa berpikir “Aduh ini hari Senin!”. Semoga saja!

Apa sih rasanya kerja di Touchten?

Anton: Kami meyakini lima nilai utama, kami menyebutnya Pancasila Touchten [tertawa]: Fun, Creative, Collaborative, Nurturing, Humble. Saya yakin bila orang-orang tidak memiliki kelima nilai ini, lama kelamaan juga mereka akan meninggalkan perusahaan.

Kami percaya bahwa semua hal yang dilakukan haruslah menyenangkan. Bila tidak seru, tidak setimpal dengan waktu kita. Semua orang juga harus kreatif dan berpikir outside the box.

Dan walaupun kita biasanya merekrut orang terbaik, namun walaupun kamu yang paling hebat, kamu tidak bisa membuat game seorang diri saja. Harus ada jiwa berkolaborasi.

Kita juga percaya industri game lokal masih sangat muda. Tidak ada sekolah yang bisa bilang mereka menghasilkan talenta terbaik. Jadi itu kita harus bisa mendidik talenta. Salah satu caranya adalah mendidik anak magang. Kira-kira ada lima atau enam orang yang dulu magang di sini sekarang bekerja full time di Touchten.

Dan terakhir, kita percaya bahwa di atas awan masih ada awan. Saat kamu berpikir sudah paling hebat, maka kamu akan berhenti belajar. Dengan terus rendah hati, kamu akan memiliki momentum dan motivasi untuk belajar dan terus berinovasi.

Karyawan seperti apa yang kamu cari?

Memimpin bersama keluarga: Rokimas Soeharyo (COO), Dede Indrapurna (CTO), Anton Soeharyo (CEO)

Kami tidak selalu mencari karyawan yang punya skill. Sebab kemampuan bisa dilatih, kami lebih mencari mereka yang punya ‘kokoro”. Kalau kamu punya hati dan passion, walaupun belum terlalu hebat nanti juga bisa menyusul. Namun kalau kamu hebat tapi tidak rendah hati, tidak ingin berkolaborasi, kayanya tidak akan cocok di perusahaan ini. Tapi tentu saja kamu tetap harus bisa cepat belajar, uang tidak tumbuh di pohon [tertawa].

------------------------------------------------------------------

Kami pun juga sempat beramah tamah dengan anggota keluarga Touchten lainnya. Dua orang yang kami wawancarai adalah Johana Sarah dan Frederick Tirta.

Jojo, wanita multifungsi di Touchten

Wanita cantik ini memegang banyak sekali posisi di Touchten! Sarah Johana atau yang sering disebut Jojo bekerja sebagai Community Manager, Customer Support, Social Media Admin, serta Graphic Designer. “Gapapa kok, untuk Anton saya rela lakukan semuanya [tertawa],” canda Jojo.

Gimana sih pengalaman awal kerja di Touchten?

Jojo: Cerita bisa sampai di sini cukup unik. Saya sendiri berlatar belakang DKV (Desain Komunikasi Visual) dan melamar sebagai Artist. Namun, mereka melihat potensi saya yang senang bersosialisasi dengan orang. Jadi saya juga ditugaskan menangani pengguna dan hal lainnya.

Saya juga sempat membantu Community Manager sebelumnya. Namun saat ia pergi, saya juga ikut menggantikannya.

Kamu tidak bingung dengan kerjaan yang begitu banyak?

Jojo: Semuanya ternyata berkaitan kok. Intinya saya bertanggung jawab untuk fun. Di media sosial saya mencantumkan post dan konten desain. Saya juga berbicara dengan para pemain. Dan saya juga menjadi Community Manager untuk tim internal.

Sebagai Community Manager, saya harus membuat suasana kantor jadi lebih hidup. Tahun lalu kami pergi outing ke Puncak. Kami juga merayakan ulang tahun Touchten, kami juga bahkan ada hari jersey. Memang sih, saya harus pintar dalam mengatur waktu.

Seperti apa sih suasana kerja di kantor?

Jojo: Hampir semua orang di sini itu “otaku”, jadi ada banyak mainan dimana-mana. Semuanya juga sangat rendah hati, tidak ada senioritas. Setiap kali ada orang baru di sini, Anton akan selalu bilang “Hi, saya anak magang di sini!”, dan mereka percaya saja! [tertawa].

Semua orang di sini selalu meminta ide dan masukan. Walaupun menurut saya mereka sudah punya ide cukup, tapi tetap saja mereka bertanya. Di sini semua orang punya kebebasan untuk berbicara. Terkadang sampai ada adu argumen! Biasanya terjadi sewaktu membicarakan ide game.

Yang pasti, di sini semuanya sangat ramah. “I trust you, you trust me.” Mereka juga memberikan kepercayaan pada kita, walaupun belum punya pengalaman. Beberapa orang benar-benar mengajari saya dari nol.

This is like home.

Belajar banyak ga di sini?

Jojo: Bulan depan saya sudah bekerja di Touchten selama dua tahun! Saya sendiri punya pengalaman dengan Graphic Design, tapi tidak tahu menahu seputar manajemen komunitas dan media sosial. Anton mengajarkan aku tentang sosmed dan game, dan juga tentang analytics untuk game. Pokoknya semua hal tentang data.

Semua orang di sini baik, mereka sangat membantu.

Pernah dimarahin bos?

Jojo: Pernah! Bulan pertama saya kerja di sini, saya tidak membalas komentar apapun di Google dan App Store. Lalu dimarahi deh, “Kok kamu tidak tahu rating kita turun!? Ini yang harus kamu lakukan, dan ini caranya...”

Jadi walaupun dimarahi, mereka tetap memberikan masukan. Kalau dilihat dari ketiga bos, Anton jadi si baik, (COO) Roki dan (CTO) Dede lebih nyeremin.

------------------------------------------------------------------

Wantedly juga sempat mewawancarai “anggota keluarga” pertama yang direkrut Touchten, Frederick Tirta! Ia sudah bekerja di perusahaan selama empat tahun lamanya! Wah, kok bisa betah sekali?

Saat diwawancara ia sedang sibuk bermain game di sela-sela jam makan siangnya. Apakah ini rahasianya?

Frederick, sang legenda hidup di Touchten

Gimana ceritanya hingga bisa masuk ke Touchten?

Frederick: Saya masuk ke Touchten pada Oktober 2011. Saat itu saya baru kembali dari Amerika dan ingin mencari kerja di perusahaan game. Kebetulan Anton adalah teman dari teman saya, dan saya diberitahu bahwa ada perusahaan game baru yang sedang mencari orang.

Saya datang keesokan harinya. Pada saat itu baru ada Anton dan Dede, Roki masih ada di Amerika. Mereka saat itu baru mendapatkan investasi dan baru mulai merekrut orang.

Walaupun saya juga mendapatkan tawaran wawancara di perusahaan animasi, saya ingin masuk ke perusahaan game. Di saat itu, saya hanya melihat sosok Anton dan Dede, dua orang yang sangat berbeda. Anton kenal semua orang, sedangkan Dede sangatlah teknis.

Anton menanyakan visi saya waktu itu. Kurang lebih saya jawab ingin menciptakan sesuatu yang membuat orang lain bahagia, dan itu juga visi Anton. Sekarang itu menjadi visi perusahaan.

Di saat itu saya melihat suatu kesempatan untuk bergabung dalam hal yang besar. Saat itu saya tidak kenal Touchten, namun saat berbicara dengan Anton dan Dede, saya merasa mereka berdua ingin membuat sesuatu yang besar. Dan saya ingin mempercayai hal itu.

Apa saja sih yang kamu pelajari selama di Touchten?

Frederick: Latar belakang saya 3D Animation, dan sudah pernah ikut beberapa kelas pemrograman sewaktu awal bergabung di sini.

Saat mengerjakan game 3D pertama berjudul Infinite Sky, saya bantu membuat desain 3Dnya. Namun karena hanya ada Dede sebagai programmer, saya jadi ikut belajar tentang pemrograman, UI, dan game engine Unity untuk membantunya.

Lalu kita merekrut lebih banyak orang. Saat saya mengerjakan game Cute Kill, saya juga belajar cara memimpin tim dan berkomunikasi.

Dan di game Target Acquired, kemungkinan game terbesar saya dalam segi kompleksitas, saya dan tim belajar banyak tentang cara membuat game, melakukan promosi, pemasaran, meluncurkannya ke pengguna, event dalam game, analytics, hingga Quality Assurance.

Kebanyakan hal profesional yang saya lakukan, di luar dari 3D Animation, saya belajar dari perusahaan ini.

Bagaimana sih sistem kerja Touchten saat menggarap game?

Frederick: Satu game memiliki satu tim khusus. Biasanya untuk game casual, ada empat orang (dua Programmer dan dua Artist). Salah satu dari mereka akan menjadi Game Designer yang membuat keseluruhan konsep game (seperti mekanis permainan, cara mencari uang).

Setiap tim bisa berkonsultasi dengan tim eksternal seperti Analyst dan Game Producer. Saya sendiri memegang posisi Lead Game Director, jadi saya akan memastikan setiap game yang diolah bisa mencapai standar Touchten.

Kok betah empat tahun di sini?

Frederick: Budaya kerjanya memang cocok, bos aja kaya gitu!

15 orang pertama yang bekerja di Touchten, jam 5 pulang ga pernah langsung pulang. Kita hangout, nonton selalu bareng, Anton juga ikut. Mereka, para founder, selalu berkomunikasi dengan kita.

Saya memang bukan orang yang paling bagus untuk memberikan perbandingan. Tapi orang-orang yang sudah pernah kerja di tempat lain pasti merasa Touchten tempat kerja yang sangat berbeda.

Kamu sangat beruntung bila bisa bekerja di tempat ini. Kalau pindah, mungkin bisa stres. Karena sudah terbiasa dengan suasana kerja seperti ini.

Saya sendiri merasa ikut membentuk budaya kerja perusahaan. Di setiap game, kami memiliki sense of belonging. Karena kami diberikan kebebasan berkreasi saat membuatnya. Kami punya opini dan desain kami di dalam game, itu menjadi game kami. Saya ingin membuat game ini bagus, karena ini game saya, ini bayi saya.

Di sini saya tidak merasa pergi bekerja setiap harinya. Saya merasa bekerja bersama keluarga saya, di kantor keluarga. Dan terkadang, saya lebih sering bertemu keluarga kantor daripada keluarga asli [tertawa].

------------------------------------------------------------------

Bekerja keras di Touchten

Walaupun tampaknya suasana kantor sangat hidup dan ramah, semua anggota Touchten juga tetap harus siap mental untuk bekerja keras. Jojo dan Frederick mengamini hal ini dari pengalaman mereka masing-masing.

“Terkadang, para Back-end Developer bisa kerja sampai 10 malam hingga 2 pagi!” Ujar Jojo. Ini biasanya terjadi untuk mengejar deadline. Frederick pun sudah beberapa kali menginap di kantor Touchten. Walaupun kebanyakan alasannya adalah karena pekerjaan, terkadang ia menginap karena ingin bermain bersama teman-teman. “Waktu di kantor dulu lebih sering, sekarang sudah engga terlalu sering menginap karena tidak ada WC pribadi. Jadi kalau ingin mandi harus pergi ke luar dan mandi di WC sebelah kolam renang,” cerita Frederick.

------------------------------------------------------------------

Tips untuk Pelamar Kerja

Anton: Magang itu jalur yang bagus. Kamu akan belajar tentang Touchten. Bahkan beberapa orang cukup kaget tentang seberapa terbukanya kami terhadap anak magang kita.

Kita terbuka tentang angka penjualan, pemasukan. Siapapun anggota Touchten yang menanyakan, akan saya jawab. Bukan untuk menyombong, tapi untuk memiliki semangat keterbukaan..

Magang jalan terbaik deh, tapi kita juga menyeleksi anak magang berdasarkan kemampuan. Walaupun kamu anak magang di sini, pasti tetap belajar banyak.

Kami juga selalu bertanya ini pada semua orang “Kamu suka bermain game? Apa kamu suka game?” Bila jawabannya tidak, kemungkinan akan susah cocok di sini karena kami berbicara tentang game 24 jam.


  • Written by

    Enricko Lukman

NEXT